Cirebon, bidikkriminalnews.co.id – Longsor terjadi di area tambang Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menelan korban jiwa. Data sementara menurut BPBD Kabupaten Cirebon, sebanyak 13 meninggal dunia dan 5 luka-luka.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon Sophi Zulfia mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menindak tegas aktivitas pertambangan yang tidak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
“Saya berharap kepada pemerintah provinsi Jawa Barat agar menindak tegas kejadian ini dan harus ada evaluasi penambangan di Gunung Kuda ini,” katanya, Jumat (3/5/2025).
Menurutnya, longsor di Gunung Kuda sudah sering terjadi. Karenanya, Ia juga mendorong evaluasi menyeluruh terhadap aktivitas pertambangan di Gunung Kuda.
“Saya sangat prihatin dengan kejadian ini, karena ini bukan kejadian pertama. Kejadiannya berulang dan ini merupakan kejadian yang paling banyak memakan korban,” kata Sophi.
Usai meninjau longsor, Sophi mengunjungi rumah salah satu keluarga korban di Desa Girinata, Kecamatan Dukupuntang, yang korbannya belum ditemukan oleh petugas SAR gabungan.
Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat, Bambang Tirto Mulyono, menyatakan longsor diduga terjadi karena kesalahan metode penambangan oleh pihak pengelola tambang.
Peringatan sudah berkali-kali disampaikan oleh pihak ESDM, bahkan tindakan preventif telah dilakukan oleh aparat kepolisian.
“Kami sudah berulang kali memperingatkan pihak tambang, bahkan sudah dengan nada keras. Polresta Cirebon juga telah memasang garis polisi di lokasi sejak Februari karena metode penambangan yang dilakukan tidak sesuai standar keselamatan. Seharusnya penambangan dilakukan dari atas, bukan dari bawah,” kata Bambang.
Mulai sore ini, lokasi penambangan resmi ditutup sementara. Setelah adanya tindakan tegas dan evaluatif, diharapkan kejadian serupa tidak terjadi di kemudian hari.(Red).