Indramayu, bidikkriminalnews.co.id, – Proyek rehabilitasi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Kiajaran Wetan Kecamatan Lohbener Kabupaten Indramayu Jawa Barat, kembali menuai sorotan, setelah sebelumnya diduga mengabaikan para pekerja proyek yang tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) seperti halnya Helm proyek, dalam pelaksanaan pekerjaan, kini pelaksana proyek dari CV Project telah mengabaikan APD.
Proyek sekolah dasar yang tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) menunjukkan pengabaian terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dapat membahayakan pekerja dan siswa. Pekerja sering beralasan tidak nyaman atau merasa lebih nyaman tanpa APD, padahal APD seperti helm, sepatu keselamatan, dan sarung tangan penting untuk mencegah cedera.
Lemahnya pengawasan dari pihak terkait, seperti kepala sekolah dan dinas pendidikan, juga memperburuk situasi ini.
“Proyek pembangunan UPTD SDN 2 Kiajaran Wetan, sekolah tiba-tiba terhenti dalam kurun waktu 3 hari”
Saat awak media mendatangi dilokasi, pembangunan UPTD SDN 2 Kiajaran Wetan, hendak mempertanyakan proyek pekerjaan rehabilitasi UPTD SDN 2 Kiajaran Wetan, tidak ada pekerja satupun yang ada di lokasi, salah satu dari guru yang tidak mau disebut namanya mengatakan “Saya tidak tahu kenapa sudah 3 hari tidak mengerjakan proyek tersebut” katanya dengan nada ketus.
“Ini bisa dikategorikan kelalain tidak memakai APD dan Waktu. Jika tidak ada jawaban dari pihak Pengelola CV ADHYA ALAM LESTARI, Jl Murah Nara, no 89, RT 010, RW 04, desa Sindang Indramayu, nanti saya akan ke dinas Pendidikan dan kebudayaan ” tegas Kiki Haryanto SH, Ketua PAKURATU (Pasukan Kurang Turu ) Indramayu.minggu 2 Nofember 2025.
Selain itu, konsultan pengawas pun diduga abai. Pantauan di lokasi pada Kamis (30/10) menunjukkan tidak adanya pekerja dan pengawasan langsung selama pekerjaan berlangsung. Padahal proyek senilai Rp. 367.997.000.00, juta, ( Tiga ratus enam puluh tujuh juta sembilan ratus sembilan puluh tujuh ribu rupiah ). Itu semestinya mendapat pengawasan ketat.
Komite sekolah menyayangkan lemahnya pengawasan tersebut. “Kami berharap pihak pengawas dan konsultan proyek hadir langsung di lapangan agar pembangunan sesuai RAB dan menghasilkan kualitas yang baik.”jelasnya.
Pewarta : A. Fauzi



